1.1 Fungsi
Teori Produksi
Produksi
berkaitan dengan cara bagaimana sumberdaya (masukan) dipergunakan
untuk menghasilkan produk-produk perusahaan (keluaran), namun konsep
produksi
dalam industri yang modern, kegiatan produksi lebih ditekankan kepada
menciptakan nilai tambah terhadap suatu barang atau jasa J. Sudarsono
(1992:9).
Begitu pula menurut James L. Pappas (1995 : 304) bahwa istilah produksi
merujuk
kepada lebih sekedar transformasi fisik dari sumber daya tetapi lebih
melibatkan semua kegiatan yang berkaitang dengan penyediaan
barang dan jsa. Termasuk struktur organisasi yang dipergunakan untuk
memaksimumkan produktivitas, serta perolehan sumberdaya modal dan
penggunaan
sumber daya yang efisien.
Dengan demikian, secara sempit produksi secara sempit dapat diartikan sebagai
kegiatan mengubah input menjadi output.
Sementara secara luas, produksi diartikan sebagai kegiatan
dalam penciptaan nilai tambah dari input atau masukan untuk menghasilkan output
berupa barang dan jasa, dengan sasaran menetapkan cara yang optimal dalam
menggabungkan masukan untuk meminimumkan biaya, sehingga perusahaan tersebut
mampu menciptakan kualitas produk yang lebih baik dan efisien yang lebih tinggi dalam proses produksinya.
Secara skematis kegiatan produksi dapat disajikan pada gambar berikut ini :
Dari Gambar 1.1 secara umum fungsi produksi dapat
dirumuskan :
Q = F (K,L,X,E)
Dimana : Q
= tingkat produk/total produk
K;L;X;E = Input (modal,
tenaga kerja, bahan baku, keahlian)
Perbedaan
Produksi jangka pendek dan produksi jangka panjang terletak pada penggunaan
faktor produksi, dimana pada produksi jangka pendek faktor produksi dibedakan
menjadi dua yaitu faktor produksi tetap (fixed input) dan variable input.
Sementara pada produksi jangka panjang semua faktor produksi dianggap sebagai
variabel input.
Faktor produksi
tetap adalah faktor produksi yang jumlah penggunaannya tidak tergantung pada
jumlah produksi. Ada atau tidak adanya kegiatan produksi, faktor produksi itu
harus tetap tersedia. Faktor produksi variabel adalah faktor produksi jumlah
penggunaannya tergantung pada tingkat produksinya, semakin besar tingkat produksi
makin banyak faktor produksi yang digunakan.
Contoh
1:
Pada fungsi produksi jangka pendek seorang pedagang
bakso. Gerobak, panci, piring, sendok, dan garpu dinggap sebagai faktor
produksi tetap (fixed input).
Sementara bahan baku pembuat bakso seperti daging, sawi, dan mie dianggap
sebagai faktor produksi variabel (variable
input). Dalam perspektif jangka pendek, pedagang bakso tersebut hanya dapat
mengubah faktor produksi yang bersifat variabel untuk menambah outputnya.
Misalnya dengan membeli lebih banyak daging yang akan digunakan sebagai bahan
baku pembuat bakso.
Pengertian produksi dengan satu faktor
produksi variabel adalah pengertian analisis jangka pendek, dimana ada faktor
produksi yang tidak dapat diubah. Secara umum, hubungan matematis penggunaan
faktor produksi yang menghasilkan output maksimum disebut faktor produksi,
seperti dibawah ini :
Q = f(K, L)
di mana: Q = tingkat output
K = barang modal
L = tenaga kerja/buruh
K = barang modal
L = tenaga kerja/buruh
Contoh 2:
Untuk meningkatkan output produksi, Pak Hadi seorang
pengusaha kelapa sawit menambah jam kerja pekerjanya dari 8 jam menjadi 10 jam.
Dikarenakan pada produksi jangka pendek, penambahan jumlah produksi dengan
melakukan ekspansi lahan tidak memungkinkan. Jadi, dalam model produksi satu
faktor produksi variabel, barang modal dianggap faktor produksi tetap.
Keputusan produksi ditentukan berdasarkan
alokasi efisiensi tenaga kerja.
Dari beberapa pengamatan, pengalaman perusahaan juga
terbukti mempengaruhi output perusahaan dalam melakukan produksi, yang
dirumuskan :
Q = f (K,
L, Z)
Dimana : K =
barang modal
L = tenaga kerja
Z = pengalaman perusahaan
L = tenaga kerja
Z = pengalaman perusahaan
Contoh 3:
Terdapat 2 pabrik sepatu yaitu X dam Y. Pabrik sepatu
X telah berdiri selama 25 tahun, sementara pabrik sepatu Y baru berdiri selama
beberapa bulan. Kemampuan produksi keduanya tentu berbeda, pabrik sepatu X
dapat menghasilkan output yang lebih banyak daripada Y (dalam asumsi penggunaan
fixed input yang sama). Pabrik sepatu X telah dapat melakukan efisiensi, baik
tenaga kerja maupun bahan baku produk dengan belajar dari pengalaman.
1.2 Produksi
Dengan Satu Input Variabel : Produk Total, Produk Rata-Rata, dan Marjinal
Teori produksi yang sederhana
menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu komoditas dengan satu
faktorproduksi yang variabel. Dalam hal ini perlu diingat bahwa fokus
pembahasan ditekankan pada hubungan antara satu faktor produksi yang variabel dengan
output. Dalam hungungan tersebut terdapat satu faktor tetap yang tidak berubah
jumlahnya. Karena faktor produksi yang digunakan tidak berubah jumlahnya, maka
perhatian lebih ditekankan pada hubungan faktor produksi tersebut dengan output
yang dihasilkan. Sebagai gambaran seorang petani yang mempunyai sawah seluas 1
hektar, tanah tersebut adalah faktor tetap, maka pengamatan akan lebih
ditekankan pada cara pengelolahan dalam menggunakan jam kerja para petani.
Dengan fungsi produksi seperti ini dapat
diketahui hubungan antara Total
Product (TP), Marginal Product (MP
= Product Marjinal)dan Average Product (AP
= Produk rata-rata). Selanjutnya akan dijelskan secara ringkas pengertian dari Total Product , Marginal Product dan Average Product.
· Total
Product merupakan produksi total yang dihasilkan
oleh suatu proses produksi. Pada
umumnya Total Product dilambang kan dengan TP atau Q (quantity atau kuantitas).
umumnya Total Product dilambang kan dengan TP atau Q (quantity atau kuantitas).
· Marginal
Product (MP) menunjukan perubahan produksi yang
diakibatkan oleh satu penggunaan faktorproduksi variabel. Jika pada contoh
sebelumnya faktor froduksi yang berubah adalah tenaga kerja maka Marginal
Product dikenal dengan Marginal Product
of Labor dapat diperoleh dengan menggunakan formula berikut:
MPL
= ∆TP
∆L
· Average
Product menunjukan besarnya rata-rata produksi
yang dihasilkan oleh setiap penggunaan faktorproduksi variabel. Jika L
menunjukan tenaga kerja yang digunakan, maka Average Product of Labor (APL). APL menunjukan jumlah output yang
dihasilkan per tenaga kerja, berikut formulanya:
APL
= TP
L
Contoh Soal 1:
Seorang
petani mempunyai sebidang tanah di daerah cipanas di daerah Cipanas yang
ditanami wortel, Berikut data-datanya :
Dari tabel
data-data diatas tentukanlah :
1. Berapa MPL nya?
2. Berapa APL nya?
3. Buatlah Kurva TP, MPL dan APL nya dalam satu sumbu
!
4. Tentukan daerah I, II dan III ! Daerah manakah yang paling efisien dalam
melakukan
produksi? Berapa tenaga kerja yang digunakan?
produksi? Berapa tenaga kerja yang digunakan?
Kurva TP,
MPL dan APL nya dalam Satu Sumbu
Penentuan Daerah Produksi
Dari tabel 1.2 kemudian diperoleh kurva dengan 3
daerah produksi seperti yang tergambar
di atas. Masing masing daerah tersebut menunjukkan keadaan ketika APL
naik hingga APL maksimum (daerah I), dari APL maksimum
hingga TP maksimum (daerah II), dan daerha TP yang menuruh (daerah III).
Berikut ini adalah penjelasan dari daerah-daerah produksi tersebut:
Tahap I
Produksi
Total (TP) mengalami pertambahan semakin cepat. Tahap ini dimulai dari titik
origin semakin kesatu titik pada kurva total product dimana AP (Produksi
Rata-Rata) maksimum, dan pada titik ini AP = MP (Marginal Product).
Menunjukkan
bahwa pada saat penggunaan input tenaga kerja (labor, L) masih sedikit, bila
dinaikkan penggunaannya, maka Produksi Rata-Rata (AP) naik dengan
ditambahkannya input variabel. Dengan asumsi harga input tenaga kerja (L)
tetap, maka dengan naiknya produksi rata-rata akan menurun dengan
ditingkatkannya produksi (output). Dalam pasar persaingan sempurna, produsen
tidak akan pernah beroperasi (berhenti produksi) pada tahap ini, karena dengan
memperbesar volume produksi, biaya produksinya perunit akan menurun, hal ini berarti
akan memperbesar keuntungan yang ia terima. Jasi pada tahap I ini, efisiensi
produk belum maksimal.
Tahap II
Produksi
Total (Total Product) semakin lama semakin menurun. Tahap III ini meliputi
daerah dimana MP Negatif.
Maka
berdasarkan pada keadaan Tahap I dan Tahap III dapat disimpulkan bahwa
Efisiensi Produk Maksimal terjadi pada tahap II.
Tahap III
Produksi
Total (Total Product) pertambahannya semakin lama semakin kecil. Tahap II ini
dimulai dari titik AP Maksimum sampai titik dimana MP = 0, atau TP Maksimum. Meliputi
daerah dimana Produksi Marginal (MP) negative. Pada tahap III ini penggunaan
input Labor (L) sudah terlalu banyak, sehingga TP justru akan menurun, jika
penggunaan input tenaga kerja (L) tersebut diperbesar, karena MP negative.
(efisiensi produk telah melampaui kondisi maksimal)
Hubungan Antara
Kurva MP dan TP
MP adalah kemiringan dari kurva TP. Sehingga dapat dirumuskan :
1.
Jika MP > 0,
TP akan meningkat seiring bertambahnya jumlah L
2.
Jika MP = 0, TP menunjukkan
tingkat produksi maksimum/ titik puncak
3.
Jika MP < 0,
TP akan menurun seiring bertambahnya jumlah L
Elastisitas
Produksi
Konsep
Elastisitas yang telah dipelajari sebelumnya juga diterapkan dalam produksi.
Elastisitas produksi (ɳ) menunjukkan rasio perubahan output yang dihasilkan terhadap perubahan relatif jumlah
input yang digunakan. Misalkan input yang berubah adalah pemakaian tenaga kerja
(L) maka elastisitas produksi dapat diformulasikan sebagai berikut:
Atas dasar
formula tersebut diketahui bahwa:
·
Pada saat MP > AP diperoleh Elastisitas Produksi > 1
·
Pada saat MP = AP
diperoleh elastisitas produksi = 1
·
Pada saat MP = 0
diperoleh Elastisitas Produksi = 0
·
Pada saat MP negatif diperoleh Elastisitas Produksi
negatif
Kaitan antara rasionalitas daerah
produksi dengan elastisitas produksi adalah sebagai berikut:
a. Daerah dengan
Elastisitas Produksi > 1 sampai Elastisitas Produksi = 1 adalah irrational
region
b. Daerah dengan
Elastisitas Produksi = 1 sampai Elatisitas Produksi = 1 adalah daerah rational
region
c. Daerah dengan Elastitas Produksi = 0 sampai Elastisitas
Produksi < 0 adalah daerah irrational
region
Perumusan
diatas digunakan untuk menentukan daerah rasional maupun irrational dalam
berproduksi terutama bila kita melihat data dalam bentuk tabel. Tanpa membuat
kurva, sebetulnya kita sudah dapat menentukan mana daerah rasional maupun
irrational dalam berproduksi dengan menggunakan rumusan diatas. Berikut adalah
contohnya :
Contoh Soal 2:
Pak
Kardi memiliki sebidang tanah dengan luas 1 hektar yang ditanami tanaman bayam, faktor produksi berupa tanah dianggap tetap, dalam
proses produksinya ia mempekerjakan buruh yang dinyatakan dengan (L). Hasil
output dari kebun Pak Kardi berdasarkan pertambahan jumlah tenaga kerja
dinyatakan dengan (TP). Berikut tabelnya:
a) Elastisitas Produksi dari kebun Pak Kardi
b) Penggolongan daerah produksi
Jawaban:
KESIMPULAN
Teori Produksi terbagi menjadi dua yaitu,
Teori Produksi Jangka Pendek dan Teori Produksi Jangka Panjang. Teori produksi
yang sederhana menggambarkan hubungan antara tingkat produksi suatu komoditas
dengan satu faktor froduksi yang variabel. Konsep Produksi Jangka Pendek
faktor-faktor produksi terbagi menjadi dua yaitu, fixed input dan variable
input. Dalam hubungan tersebut trdapat faktor produksi tetap yang jumlahnya
tidak akan berubah. Untuk meningkatkan jumlah produksi, dalam jangka pendek
perusahaan tidak dapat menambah jumlah faktor produksi yang dianggap tetap.
Faktor produksi yang dianggap tetap seperti mesin, bangunan, tanah peralatan
produksi dll. Sedangkan faktor produksi yang dapat mengalami perubahan misalkan
tenaga kerja.
Dengan hubungan produksi seperti ini dapat
diketahui hubungan antara Total Product (Q), Marginal Product (MP) dan Average
Product (AP). Hubungan antara Marginal Product dengan Average Product
adalah jika marginal product lebih besar dari average product maka average
product akan naik. Sebaliknya jika marginal product turun maka average product
akan turun. Karena itu garis marginal product akan memotong average product
pada titik average product maksimum. Dan akan menunjukan daerah-daerah produksi
yang akan menentukan daerah yang paling produktif.
Dalam teori produksi jangka pendek,
elastisitas produksi juga dapat digunakan untuk menunjukan daerah yang
rasional, yaitu menunjukan ratio
perubahan relative output yang dihasilkan terhadap perubahan relative jumlah
input yang digunakan tanpa perlu melihat kurva.
DAFTAR PUSTAKA
Salvatore, Dominick. Teori Mikro Ekonomi : Edisi Keempat.
2002. Erlangga : Jakarta
Sugiarto, dkk. Mikro Ekonomi : Sebuah Kajian Komprehensif.
Gramedia Pustaka Utama : Jakarta
Dosen Pengajar Mata Kuliah Teori Ekonomi Mikro
ttd
Ali Tutupoho, S.E., M.Si.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar