Keseimbangan antara permintaan dan penawaran akan menghasilkan
suatu tingkat harga pasar yang stabil. Pada tingkat harga tersebut
kuantitas jumlah yang diminta sama dengan jumlah yang ditawarkan yang
disebut juga harga keseimbangan. Sedangkan apabila jumlah yang diminta
lebih besar dari jumlah yang ditawarkan, maka terjadi kelebihan
permintaan (Excess Demand) disini harga akan naik menuju titik
keseimbangan. Apabila jumlah yang diminta lebih kecil dari jumlah yang
ditawarkan, maka terjadi kelebihan penawaran (Excess Supply), disini
harga akan turun menuju titik keseimbangan.
Harga equilibrium ini cenderung tertuju pada pasar aktual,
sekali tercapai harga tersebut akan bertahan, kecuali jika terganggu
oleh beberapa perubahan yang terjadi pada kondisi pasar. Harga yang lain
dari harga equilibrium disebut Dis equilibrium price, yaitu harga yang
terjadi ketika kuantitas yang diminta tidak sama dengan kuantitas yang
ditawarkan.
Metodologi
· Sumber pengambilan data
Data
bersifat sekunder dimana dicari dan dikolektifkan dengan tujuan
membantu pencarian solusi serta kesimpulan akhir mengenai keseimbangan
harga dan kuantitas. Jumlah permintaan yang meningkat kurang dari jumlah
penawaran yang turun, maka menyebabkan harga naik dan kuantitas turun.
Misalkan saja pada saat terjadi kelangkaan BBM (Bahan Bakar Minyak),
dimana masyarakat sangat membutuhkan namun dengan kuantitas yang
terbatas, maka harga di pengecer menjadi naik karena nilai utilitasnya
sangat diperlukan saat itu juga.
· Variabel
Terjadinya Kelangkaan BBM (Bahan Bakar Minyak)
· Metode pembahasan
Jenis
model penelitian yang digunakan adalah dengan menggunakan metode
kuantitatif dan kualitatif namun lebih berkonsentrasi kepada metode
deskriptif serta teori dasar. Sehingga dengan adanya landasan teori
dasar dapat diasosiasikan dengan gejala, kejadian, dan peristiwa
mengenai kelangkaan BBM yang telah terjadi.
Pembahasan
Harga keseimbangan atau harga pasar (Equilibrium Price) adalah
tinggi rendahnya tingkat harga yang terjadi atas kesepakatan antara
produsen/penawaran dengan konsumen atau permintaan. Pada harga
keseimbangan produsen/penawaran bersedia melepas barang/jasa, sedangkan
permintaan/konsumen bersedia membayar harganya. Dalam kurva harga
keseimbangan terjadi titik temu antara kurva permintaan dan kurva
penawaran, yang disebut Equilibrium Price. Pada saat jumlah permintaan
kurang dari jumlah penawaran yang mengalami penurunan maka menyebabkan
harga pada kondisi tersebut menjadi naik dengan kuantitas barang yang
mengalami penurunan.
Kasus tersebut dapat dicerminkan pada saat terjadinya
kelangkaan BBM. Pada saat terjadi kelangkaan maka jumlah kuantitas BBM
berkurang. Karena kebutuhan dan utilitasnya yang sangat bernilai maka
konsumen pun mencari alternatif pembelian kepada pengecer walau harga
yang ditawarkan sangat tinggi. Misalkan, tahun ini pemerintah dan DPR
sepakat mengalokasikan kuota subsidi bahan bakar minyak (BBM) sebesar 40
juta kilo liter. Hingga Agustus realisasi dari kuota tersebut sudah
mencapai 29,32 juta kilo liter. Dengan empat bulan waktu tersisa, kuota
yang ada diperkirakan tidak akan mampu mencukupi kebutuhan.PT Pertamina
(Persero) menyatakan konsumsi subsidi BBM di masyarakat saat ini
mencapai 3,6 juta kilo liter per bulan. Realisasi subsidi BBM saat ini
sudah mencapai 29,32 juta kilo liter. Dengan kata lain, stok subsidi BBM
saat ini hanya tinggal menyisakan sekitar 10 juta kilo liter lagi.
Salah satu daerah yang terancam kelangkaan BBM bersubsidi DKI
Jakarta. Kuota subsidi BBM di ibu kota diperkirakan habis pada 15
September. Beberapa daerah lain juga mengalami hal yang sama. Yakni
Kalimantan Selatan, Kepulauan Riau, Kalimantan Barat, Jawa
Barat.Pemerintah mengambil langkah cepat. Kementerian Energi dan Sumber
Daya Mineral (ESDM) mengaku hanya memiliki satu jurus untuk mencegah
terjadinya kelangkaan BBM bersubsidi yakni mengajukan tambahan kuota
subsidi BBM.Wakil Menteri ESDM Rudi Rubiandini menyebutkan, pemerintah
telah mengusulkan tambahan kuota subsidi BBM sebesar 4 juta kilo liter
dengan porsi terbesar untuk jenis Premium.
Kesimpulan
Untuk mengatasi masalah kelangkaan BBM, pemerintah perlu
menganalisa dan memilih strategi mana yang merupakan usaha untuk menjadi
jalan keluar dan menentukan tindakan alternatif yang paling baik
mengatasi kelangkaan ini. Dalam menganalisis dan memilih jalan keluar
yang terbaik, diperlukan teknik-teknik dari tahapan jenjang yang dapat
membantu manajemen pemerintah. Teknik-teknik perumusan strategi yang
penting dapat diintegrasi ke dalam kerangka pengambilan keputusan
melalui 3 tahapan yang penting, yaitu tahap input, tahap pencocokan dan
tahap keputusan.
Tahap
pertama yang merupakan tahap input merupakan tahap yang berisi
informasi dalam hal ini masalah akan kelangkaan dari minyak tanah di
Indonesia.
Tahap
kedua yang merupakan tahap pencocokan, berisi informasi yang
dikembangkan berdasarkan yang diperoleh dari tahap input untuk memadukan
peluang dan ancaman eksternal dengan kekuatan dan kelemahan internal.
Teknik tahap pencocokan ini meliputi : matriks Kekuatan (Strength),
Kelemahan (Weakness), Peluang (Opportunities), dan Ancaman (Threaths)
atau disebut SWOT dan kemudian mengembangkannya ke dalam 4 jenis
strategi : Strategi SO (Stength Opportunities) Kekuatan Peluang,
Strategi WO (Weakness Opportunities) Kelemahan Peluang, Strategi ST
(Strength Threats) Kekuatan Ancaman dan Strategi WT (Weakness Threats)
Kelemahan Ancaman.
Tahap
ketiga merupakan tahap keputusan yang menggunakan informasi dari tahap
pertama dan matriks strategi dari tahap kedua. Teknik ini dapat
menyimpulkan bahwa matriks SWOT dalam hal ini strategi SO, strategi WO,
strategi ST, dan strategi WT merupakan taktik bagus yang telah
dilaksanakan Pemerintah maupun yang akan segera dilaksanakan.
Berdasarkan penjelasan strategi-strategi tersebut kita semua dapat juga
mengetahui bahwa apa yang menjadi ancaman dan kelemahan dari kelangkaan
minyak tanah dapat diatasi dengan peluang dan kekuatan yang menjadi
strategi manajemen Pemerintah.
Sumber :
http://filona93.blogspot.com
http://ekaagustianingsih.blogspot.com/
http://rhurhy.blogspot.com/2012/07/demand-supply-and-equilibrium-price.html
http://www.merdeka.com/uang/mungkinkah-terjadi-kelangkaan-bbm.html
http://manado.tribunnews.com/2011/11/20/strategi-pemerintah-dalam-mengatasi-kelangkaan-minyak-tanah
http://mypariwisata-of-economic.blogspot.com/2010/12/permintaanpenawarandan-equilibrium.html
http://ulfahk.blogspot.com/2012/10/analisa-pergeseran-kurva-permintaan-dan.html
Tidak ada komentar:
Posting Komentar