BAB I   
PENDAHULUAN    
Menurut Alfred Marshal dalam buku 
Principles of Economies “Ilmu Ekonomi adalah suatu bidang ekonomi 
tentang umat manusia dalam kehidupan sehari – hari”. Secara lebih 
mendetail, ilmu ekonomi diartikan sebagai studi tentang bagaimana 
masyarakat baik individu atau secara bersama – sama mengelola sumber 
daya yang terbatas atau langka sementara kebutuhan tidak terbatas. 
Sehingga sebenarnya elmu ekonomi akan mempelajari bagaimana individu – 
individu membuat keputusan, mulai dari seberapa banyak harus bekerja 
untuk memenuhi kebutuhannya, apa saja yang harus dibeli berdasarkan 
scala preferensi yang dimilikinya, bagaimana mereka menabung dan 
seberapa banyak yang harus disisihkan untuk menabung. Secara integral 
ilmu ekonomi juga melihat pergerakan pertumbuhan ekonomi yang terjadi 
akibat adanya usaha – usaha yang dilakukan oleh individu – individu 
pelaku ekonomi, bagaimana kebijakan yang seharusnya diterapkan agar 
kegiatan ekonomi bisa berjalan dengan lancar, adil dan mengacu pada win –
 win solution.     
Berdasarkan uraian – uraian tersebut di atas, 
maka terdapat beberapa alasan mengepa kita perlu mempelajari ilmu 
ekonomi. Yaitu    
1.Ilmu ekonomi akan membantu memahami dunia nyata.
 Ada beberapa pertanyaan mengenai perekonomian yang mungkin 
membangkitkan rasa keingintahuan misalnya tempat kost sulit di cari di 
Solo pada periode tertentu ?, Mengapa biaya penerbangan berkurang untuk 
pembelian tiket terusan ( pulang-pergi ) ?, Mengapa Marcela Yalianti 
dibayar begitu mahal untuk iklan yang dia bintangi ?, Mengapa biaya 
hidup di Jakarta lebih tinggi dibandingkan di Jogjakarta ? dan 
sebagainya    
2.Ilmu ekonomi akan membantu seseorang menjadi pelaku 
ekonomi yang lihai dalam perekonomian. Karena dalam kehidupan kita akan 
banyak membuat keputusan ekonomi. Mahasiswa memilih jurusan dan program 
studi juga dipengaruhi oleh faktor ekonomi seperti biaya hidup , akan 
bekerja di bidang apa? Berapa banyak biaya untuk dikonsumsi, berapa 
banyak yang ditabung, diwujudkan dalam bentuk apa investasi yang akan 
ditanam ? Kalau seseorang memutuskan untuk mempunyai usaha sendiri, 
bagaimana cara mengelola usaha tersebut ? Sampai dengan bagaimana 
seseorang menjadi begitu kaya sementara yang lain tidak ?    
3.Ilmu 
ekonomi akan membantu pemahaman mengenai keterbatasan kebijakan ekonomi,
 potensi dan akibat yang akan terjadi dengan adanya kebijakan tersebut 
Bagaimana perpajakan dan defisit anggaran pemerintah mempengaruhi 
perekonomian secara keseluruhan. Bagaimana kebijakan perekonomian akan 
menentukan masyarakat suatu negara memilih seorang presiden ? Misalnya 
Kasus di Amerika Serikat pada pemilihan presiden. Dalam kondisi Surplus 
anggaran pendapatan, Bush memilih kebijakan pemotongan pajak yang 
kemudian populer di kalangan pengusaha, Sementara Al Gore memilih 
kebijakan subsidi dan pemberian tunjangan sehingga populer di kalangan 
kaum miskin.    
Setelah kita mengetahui alasan mempelajari ilmu 
ekonomi, maka terlihat jelas bahwa setiap kegiatan ekonomis membutuhkan 
pembuatan keputusan untuk mencapai kesejahteraan bersama. Terdapat 10 
prinsip dalam pembuatan keputusan dan perekonomian yaitu :    
1.Terdapat
 Trade Off ( Pilihan ). Yang mendasari adalah skala prioritas yang 
dipilih, masing – masing pilihan akan membawa opportunity cost, pilihan 
antara bekerja dan sekolah, pilihan antara membeli sepatu dengan baju 
dan sebagainya. Trade off yang terbesar dalam ekonomi secara global 
adalah pilihan antara Effisiensi dan Equity. Efisiensi adalah kondisi 
ideal ketika sebuah masyarakat dapat memperoleh hasil atau manfaat yang 
maksimal dari penggunaan sumber daya yang dimilikinya Sementara Equity 
adalah kondisi ideal ketika kesejahteraan ekonomi terbagi atau 
terdistribusikan secara adil di antara segenap anggota masyarakat.    
2.Biaya
 adalah apa yang anda korbankan untuk memperoleh sesuatu. Biaya ini 
mengikuti pilihan yang diambil dan sering disebut sebagai Biaya 
Opportunity apa saja yang harus dikorbankan atau dikeluarkan untuk 
memperoleh sesuatu.    
3.Orang rasional berpikir secara bertahap. 
Dalam pelaksanaan keputusan sering dilakukan penyesuaian – penyesuaian 
atau perubahan – perubahan marginal. Keputusan managerial yang dilakukan
 oleh perusahaan juga menggunakan prinsip ini di mana evaluasi selama 
masa pelaksanaan rencana – rencana ekonomi selalu dilakukan seiring 
pencapaian tujuan yang diinginkan. Misalnya dalam kasus yang dialami 
oleh Sunsilk sebagai Leader Market industri shampo akhirnya merubah 
strategi pemasaran karena dikalahkan oleh Biuti, Dengan perubahan pola 
pemasatan maka Sunsilk bisa kembali menjadi Leader Market. kemudian 
kasus pasta gigi Prodent yang akhirnya lenyap dari pasaran karena 
kesalahan dalam evaluasi pemasaran.     
Tujuan yang diinginkan    
Identifikasi masalah yang ada    
Alternatif keputusan    
Faktor internal Faktor Eksternal    
Pengambilan keputusan    
Pelaksanaan    
Evaluasi    
Di
 sini setiap pelaku ekonomi baik perseorangan maupun secara kelompok 
(perusahaan ) harus memahami skema pengambilan keputusan sebagai berikut
     
4.Setiap orang bereaksi terhadap Insentif. Insentif mendorong 
seseorang untuk bekerja secara lebih giat. Pemilihan antara leisure ( 
liburan ) dengan Kerja sangat terpengaruh oleh adanya insentif.     
5.Perdagangan
 Dapat Menguntungkan Semua Pihak. Perdagangan didasari oleh Absolut 
Advantage, Comperatif Advantage dan Competitif Advantage. Melalui 
perdagangan diharapkan harga suatu barang akan lebih murah bila 
dibandingkan dengan biaya untuk memproduksi barang sendiri.    
6.Pasar
 adalah Wahana untuk mengorganisasikan kegiatan ekonomi. Dalam 
perekonomian pasar ( market economy ), keputusan ditentukan oleh tarik 
menarik atau bargaining power antara permintaan dan penawaran. Namun 
faktor pemerintah juga mempengaruhi sebagai invisible hand dengan 
berbagai kebijakan yang ditetapkan. Misalnya kebijakan di bidang Fiskal 
dan Moneter, pemberian subsidi atau pengenaan pajak.    
7.Pemerintah
 Ada kalanya Dapat memperbaiki Hasil – Hasil mekanisme Pasar. Kegagalan 
pasar ( Market Failure ) adalah situasi di mana pasar gagal 
mengalokasikan sumber daya secara efisien. Salah satu penyebab kegagalan
 pasar adalah Externalitas yaitu dampak suatu tindakan suatu pihak 
kepada pihak yang lain. Misalnya eksternalitas kaitannya dengan polusi, 
pembangunan jalan atau perumahan yang merusak ekosistem dan sosial 
budaya masyarakat. Hal ini kemudian menyebabkan munculnya ISO 14000 bagi
 perusahaan . Eksternatilitas bisa bersifat positif maupun negatif. 
Misalnya pembangunan Waduk Kedung Ombo. Sebab lain kegagalan pasar 
adalah Kuasa Pasar (Market Power) Hal ini merujuk pada kemampuan 
seseorang atau sekelompok orang/ usaha untuk mempengaruhi perekonomian 
dan harga. Misal kasus Boycoot pada awal tahun 1900an. Kuasa Pasar ini 
sering didominasi oleh pemerintah sebagai invisible hand dengan berbagai
 keputusan yang ditetapkan.    
8.Standart Hidup Suatu Negara 
Tergantung pada kemampuannya Memproduksi Barang dan Jasa. Hal ini 
berkaitan erat dengan Productivitas. Semakin banyak barang dan jasa yang
 dihasilkan akan menyebabkan semakin tinggi perputaran mata uang yang 
terjadi sehingga harga akan meningkat. Pada posisi harga yang meningkat 
maka biaya hidup akan bertambah. Misalnya Perbandingan antara Jakarta 
& Jogjakarta, perputaran mata uang atau velocitynya lebih tinggi.   
 
9.Harga – Harga Meningkat Jika pemerintah Mencetak Uang. Hal ini 
disebut dengan Inflasi yaitu suatu kondisi di mana harga-harga meningkat
 secara keseluruhan dalam sebuah perekonomian. Inflasi sering diikuti 
oleh rendahnya pertumbuhan ekonomi. Namun Inflasi juga dibutuhkan dalam 
Perekonomian yaitu inflasi yang rendah dan terkendali.    
10.Masyarakat
 menghadapi trade off jangka pendek antara inflasi dan pengangguran. 
Kebijakan dalam menghadapi inflasi dan pengangguran merupakan pilihan 
yang sulit. Ketika pemerintah menekan laju inflasi, pada saat yang sama 
pengangguran akan bertambah. Trade off ini biasanya disebut dengan Kurva
 Philips, mengambil nama ekonom yang pertama menelaah trade off antara 
inflasi dan pengangguran.    
Dalam pembuatan Keputusan, dihadapkan 
dengan Analisis Positif vs Normatif. Analisis Positif adalah manakala 
pernyataan mencoba untuk menjelaskan dunia sebagaimana adanya sementara 
Analisis Normatif mencoba menunjukkan bagaimana dunia ini seharusnya. 
Dengan adanya pertentangan tersebut maka selalu dicoba untuk 
mengusahakan adanya Win-Win Solution.    
Ekonomi mulai dianggap 
sebagai suatu disiplin ilmu setelah terbitnya buku “The Wealth of 
Nations”, pada tahun 1776 oleh Adam Smith. Selama berabad – abad Ilmu 
Ekonomi mengalami banyak sekali kemajuan sampai kemudian munculnya buku “
 The General Theory Of Employment, Interest And Money “ yang ditulis 
oleh John Maynard Keynes pada tahun 1936.     
Ilmu ekonomi merupakan
 gabungan antara ilmu dan seni, dipelajari dengan berbagai alasan, yaitu
 untuk memahami berbagai permasalahan yang dihapadi oleh masyarakat dan 
rumah tangga; untuk membantu pemerintah negara berkembang maupun negara 
maju dalam menunjang pertumbuhan dan meningkatkan kualitas hidup, serta 
menghindari timbulnya depresi dan inflasi; untuk menganalisis dan 
mengubah ketidakmerataan distribusi pembangunan dan hasil – hasilnya 
serta pemerataan berbagai kesempatan berusaha.    
Definisi    
Terdapat banyak pengertian dan definisi mengenai ilmu ekonomi yang mudah untuk dimengerti, antara lain :    
1.Studi tentang kegiatan produksi dan pertukaran atau transaksi antar anggota masyarakat    
2.Analisis
 perilaku variabel – variabel ekonomi seperti harga, output, produksi, 
kesempatan kerja yang nantinya akan diperlukan pemerintah dalam 
perumusan kebijakan.    
3.Bagaimana masyarakat memilih menggunakan 
sumber – sumber produktif yang terbatas untuk memproduksi berbagai macam
 komoditi sesuai kebutuhan.    
4.Studi tentang uang, bunga dan modal    
Dari
 beberapa definisi tersebut di atas, secara umum ilmu ekonomi adalah 
Bagaimana masyarakat menggunakan sumber – sumber langka yang dimiliki 
untuk menghasilkan barang dan jasa sebanyak mungkin agar mencapai 
kepusan maksimum. Atau Efisiensi dalam menggunakan sumber – sumber 
dengan cara yang sebaik – baiknya. Di mana efisiensi diukur dengan 
membandingkan antara input dan output yang dihasilkan.    
Ilmu 
Ekonomi saling berkaitan dan berkesinambungan dengan berbagai ilmu 
sosial yang lain seperti psikologi, politik, hukum, sosial budaya, 
sosiologi ,sejarah, termasuk pertahanan dan keamanan.    
Tujuan yang hendak dicapai dalam perekonomian    
Secara
 indivudial atau perilaku pelaku – pelaku ekonomi, tujuan yang ingin 
dicapai dalam melakukan kegiatan ekonomi adalah terpenuhinya setiap 
kebutuhan hidup dengan menggunakan sumber daya yang terbatas. Sementara 
apabila dibahas tujuan perekonomian secara luas maka tujuan yang hendak 
dicapai adalah    
1.Tercapainya Pertumbuhan ekonomi yang tinggi dan dinamis    
2.Tercapainya kesempatan kerja penuh atau Full Employment    
3.Tercapainya Stabilitas harga    
4.Tercapainya Kebebasan berusaha dan berekonomi    
5.Tercapainya Distribusi pendapatan yang merata    
6.Terjaminnya keamanan atau jaminan ekonomis    
Dari tujuan – tujuan tersebut maka ilmu ekonomi dibedakan menjadi 2 cabang yaitu ekonomi Mikro dan Makro.     
Analisis
 Mikro adalah pembahasan ekonomi yang ditujukan pada subyek ekonomi 
secara individual ( rumah tangga konsumen dan rumah tangga produsen / 
perusahaan secara individu) dan bagaimana mereka berinteraksi di pasar. 
    
Analisis Makro mempelajari subyek ekonomi secara agregatif ( 
keseluruhan ) meliputi keterkaitan antara masing – masing pelaku ekonomi
 seperti konsumen, produsen, negara/ pemerintah dan luar negeri. Dalam 
makro perilaku subyek secara individu diabaikan. Termasuk di dalamnya 
mengkaji fenomena perekonomian termasuk inflasi, pengangguran dan 
pertumbuhan ekonomi.    
Perbedaan antara ekonomi makro dan mikro 
bukan hal yang mendasar karena perekonomian secara agregat sebenarnya 
adalah kumpulan bagian – bagian pasar dalam perekonomian itu. 
Perbedaannya adalah pada penekanan dan pembahasan.    
Ruang lingkup perekonomian bisa dibentuk dalam skema sebagai berikut :    
Gb 1.1 Skema ruang lingkup perekonomian    
Ekonomi
 Mikro bisa didefinisikan sebagai hubungan antara produsen dengan 
konsumen atau antara pemilik modal dengan pemilik faktor produksi. 
Hubungan itu bisa digambarkan sebagai berikut :    
Pasar Barang dan Jasa    
Rumah tangga Rumah tangga    
Perusahaan Konsumen    
Pasar faktor produksi    
Gb.1.2 Hubungan produsen dan konsumen    
Proses
 interaksi yang terjadi di pasar mengakibatkan perputaran uang antar 
konsumen dan produsen berjalan dengan lancar. Rumah tangga konsumen 
memperoleh uang pada pasar faktor produksi, sementara rumah tangga 
produsen memperoleh uang melalui penjualan barang dan jasa. Kondisi ini 
disebut sebagai simbiosis mutualisme antara sektor rumah tangga 
perusahaan dan rumah tangga konsumen.Alfred Marshal menyebut bahwa 
permintaan akan faktor produksi merupakan turunan ( derived demand ) 
dari permintaan akan barang dan jasa yang timbul karena kebutuhan 
manusia.    
Besarnya pendapatan baik produsen maupun konsumen tergantung pada :    
1.Kuantitas faktor produksi yang digunakan oleh perusahaan    
2.Jumlah barang dan jasa yang berhasil diciptakan dengan adanya proses produksi.    
3.Tingkat
 harga penggunaan yang berlaku, karena faktor produksi juga mempunyai 
harga yang akan menjadi biaya produksi bagi perusahaan     
Permintaan akan barang timbul karena individu pada sektor rumah tangga :    
a.Memerlukan barang untuk memenuhi kebutuhan hidupnya    
b.Memiliki
 daya beli ( pendapatan berupa uang ) yang diperoleh dari penjualan atas
 faktor – faktor produksi yang dimilikinya ke sektor rumah tangga 
perusahaan    
BAB II    
TEORI PERILAKU KONSUMEN    
Dalam 
melakukan kegiatan konsumsinya, perilaku konsumen dituntun oleh 
tujuannya untuk memperoleh kepuasan. Terdapat beberapa pendekatan 
permintaan individu yaitu :    
Ada 2 cara pendekatan yaitu :    
1.Pendekatan Cardinal    
2.Pendekatan Ordinal    
1. Pendekatan kardinal , asumsi dasarnya:    
a.Kepuasan konsumsi dapat diukur dengan satuan ukur, util    
b.Makin banyak barang dikonsumsi makin besar kepuasan    
c.Terjadi
 hukum The law of deminishing Marginal Utility pada tambahan kepuasan 
setiap satu satuan. Setiap tambahan kepuasan yang diperoleh dari setiap 
unit tambahan konsumsi semakin kecil. ( Mula – mula kepuasan akan naik 
sampai dengan titik tertentu atau saturation point tambahan kepuasan 
akan semakin turun ). Hukum ini menyebabkan terjadinya Downward sloping 
MU curva. Tingkat kepuasan yang semakin menurun ini dikenal dengan hukum
 Gossen.    
d.Tambahan kepuasan untuk tambahan konsumsi 1 unit 
barang bisa dihargai dengan uang, sehingga makin besar kepuasan makin 
mahal harganya. Jika konsumen memperoleh tingkat kepuasan yang besar 
maka dia akan mau membayar mahal, sebaliknya jika kepuasan yang 
dirasakan konsumen redah maka dia hanya akan mau membayar dengan harga 
murah.     
Pendekatan kardinal biasa disebut sebagai Daya guna marginal    
Asumsi seorang konsumen    
1.Konsumen harus rasional yaitu menginginkan kepuasan maksimal.    
2.Konsumen punya preferensi jelas akan barang dan jasa    
3.Terdapat kendala anggaran    
Cara untuk maksimisasi daya guna total konsumen adalah :    
MUa = MUb = MUx    
Pa Pb Px    
Dan menggunakan kendala anggaran    
I = APa + BPb + ……+ XPx     
Contoh kasus 1    
Konsumen
 A akan mengkonsumsi 2 buah barang X & Y dengan jumlah anggaran 
sebesar Rp 10. Harga masing – masing barang Px = Rp 1 dan Py = Rp 1. 
Apabila rangkaian utility adalah sebagai berikut : Berapa banyak barang X
 dan Y yang dibeli oleh konsumen tersebut ?    
Tabel 2.1 Nilai guna terhadap konsumsi 2 macam barang    
Konsumsi ke    
Nilai Guna Barang Y    
Nilai Guna Barang X    
1    
16    
12    
2    
15    
11    
3    
14    
10    
4    
13    
9    
5    
12    
8    
6    
11    
7    
7    
10    
6    
8    
9    
5    
9    
8    
4    
10    
7    
3    
Total    
115    
75    
Dengan asumsi konsumen rasional maka Tn A akan mengkonsumsi barang X sebanyak 3 dan barang Y sebanyak 7 ( Cetak tebal ).    
I = Ypy + XPx = 7 ( 1 ) + 3 ( 1 ) = 10    
Total Utility = 124 nilai guna.    
2. Pendekatan Ordinal     
Mendasarkan
 pada asumsi bahwa kepuasan tidak bisa dikuantitatifkan dan antara satu 
konsumen dengan konsumen yang lain akan mempunyai tingkat kepuasan yang 
berbeda dalam mengkonsumsi barang dalam jumlah dan jenis yang sama. Oleh
 karena itu kemudian muncul pendekatan ordinary yang menunjukkan tingkat
 kepuasan mengkonsumsi barang dalam model kurva indifferent. Pendekatan 
ordinal berdasarkan pembandingan sesuatu barang dengan barang yang lain,
 lalu memberikan urutan dari hasil pembandingan tersebut. Contoh 
penggunaan metode ordinal antara lain dalam suatu lomba atau kejuaraan, 
pengukuran indeks prestasi dan pengukuran yang sifatnya kualitatatif 
misalnya bagus, sangat bagus, paling bagus.     
Dalam teori perilaku konsumen dengan pendekatan ordinal asumsi dasar seorang konsumen adalah :    
1.Konsumen rasional, mempunyai skala preferensi dan mampu merangking kebutuhan yang dimilikinya    
2.Kepuasan konsumen dapat diurutkan, ordering    
3.Konsumen
 lebih menyukai yang lebih banyak dibandingkan lebih sedikit, artinya 
semakin banyak barang yang dikonsumsi menunjukkan semakin tingginya 
tingkat kepuasan yang dimilikinya.    
Pendekatan ordinal membutuhkan
 tolok ukur pembanding yang disebut dengan indeferent kurve. Kurva 
Indeferent adalah Kurva yang menghubungkan titik – titik kombinasi 2 
macam barang yang ingin dikonsumsi oleh seorang individu pada tingkat 
kepuasan yang sama.    
Ciri – ciri kurva Indiferent    
1.Berlereng/
 slope negatif. Hal ini menunjukkan apabila dia ingin mengkonsumsi 
barang X lebih banyak maka harus mengorbankan konsumsi terhadap barang Y
    
2.Cembung ke titik Origin ( Convex ) . Derajat penggantian antar
 barang konsumsi semakin menurun. Hal ini masih berkaitan dengan hukum 
Gossen, di mana apabila pada titik tertentu semakin banyak mengkonsumsi 
barang X akan mengakibatkan kehilangan atas barang X tidak begitu 
berarti dan sebaliknya atas barang Y    
3.Tidak saling berpotongan. 
Ini berakitan dengan asumsi bahwa masing – masing kurva indiferent 
menunjukkan tingkat kepuasan yang sama. Dengan pengertian apabila A = B 
dan A = C maka otomatis C = B padahal yang terjadi tidak demikian.    
4.Semakin
 ke kanan menunjukkan tingkat kepuasan yang semakin tinggi. Ketika kurva
 bergeser ke kanan akan menunjukkan kombinasi barang X dan Y yang bisa 
dikonsumsi oleh seseorang semakin banyak. Hal inilah yang menyebabkan 
semakin bertambahnya kepuasan dengan pergeseran kurva ke kanan.    
Y    
0 X    
Gb. 2.1 Kurva Indeferent    
3. Fungsi Belanja    
Untuk
 memenuhi kebutuhannya, konsumen membeli barang / jasa X dan Y yang akan
 dikonsumsinya. Pola belanja yang kita gunakan di sini adalah 
menggunakan habis seluruh uangnya untuk belanja barang / jasa ( asumsi 
full employment dari pandangan Klasik ). Fungsi belanja bisa dituliskan 
sebagai berikut :    
I = X Px + Y Py     
Dimana I = Uang anggaran yang dimiliki konsumen    
X,Y = Kuantitas barang X dan Y yang dibeli    
Px,Py = Harga barang X dan Y    
Secara
 grafis, fungsi belanja bisa digambarkan dalam Budget Line atau kendala 
anggaran. Budget Line adalah garis yang menghubungkan titik – titik 
kombinasi barang X dan Y yang mampu dibeli oleh konsumen pada tingkat 
pendapatan tertentu.    
Karakteristik Budget Line adalah sebagai berikut :    
1.Budget Line berslope negatif. Hal ini disebabkan adanya efek substitusi antara barang X dan barang Y    
2.Satu
 Budget Line untuk satu jumlah anggaran tertentu. Semakin besar jumlah 
uang yang dialokasikan untuk membeli barang X dan Y ditunjukkan oleh 
garis yang semakin menjauhi titik 0.    
3.Panjang penggal vertikal 
menunjukkan apabila keseluruhan dana digunakan untuk membeli barang Y, 
sebaliknya penggal horisontal menunjukkan apabila seluruh dana digunakan
 untuk membeli barang X.    
Contoh kasus 2 :     
Tn A mempunyai 
pendapatan sebesar Rp 125.000 yang akan digunakan untuk membeli 2 macam 
barang X dan Y apabila harga X (Px) Rp 1200 dan harga Y (Py) Rp 1000 
bagaimana bentuk kurvanya ?    
Y    
0 X    
Gb 2.2. Kurva Budget Line    
Dalam melakukan optimasi terhadap kepuasannya, konsumen dipandu     
Y    
Y1 E IC    
0 BL X    
X1    
Gb.2.3 kepuasan maksimum pada pendekatan ordinal     
Berkaitan dengan kepuasan ( keseimbangan BL dan IC ) ini maka konsumen dihadapkan pada Efek Substitusi dan Efek Pendapatan.    
Efek
 Substitusi adalah perubahan keseimbangan konsumsi barang X dan Y karena
 terdapat perubahan dalam harga salah satu barang sehingga konsumen 
terpaksa mengubah keseimbangannya untuk mencapai kepuasan maksimum yang 
baru.    
Y    
PCC = Price Consumption Curve    
IC3    
IC1    
IC1    
BL2 BL1 BL3    
1X    
Gb 2.4. Efek Substitusi     
Mula
 – mula keseimbangan berada pada titik A tetapi kemudian terjadi 
perubahan dalam harga X sehingga BL berubah dan mengakibatkan timbulnya 
keseimbangan antara BL dan IC yang baru menjadi titik B. Garis yang 
menghubungkan titik A dan B ini disebut dengan efek substitusi.    
PCC
 atau Price Consumption Curve adalah kurva yang menghubungkan titik – 
titik keseimbangan X dan Y yang berubah disebabkan karena adanya efek 
substitusi (perubahan salah satu atau kedua macam barang )    
Efek pendapatan adalah perubahan keseimbangan BL dan IC karena adanya perubahan dalam pendapatan secara riil.    
Y    
ICC     
IC3    
IC1    
IC 2    
BL2 BL1 BL3    
1X    
Gb. 2.5. Efek pendapatan     
Mula
 – mula keseimbangan berada pada titik E tetapi kemudian terjadi 
perubahan dalam pendapatan riil, BL berubah dan mengakibatkan timbulnya 
keseimbangan antara BL dan IC yang baru menjadi titik F. Garis yang 
menghubungkan titik A dan B ini disebut dengan efek pendapatan.    
ICC
 = Income Consumption Curve adalah kurva yang menghubungkan titik – 
titik perubahan keseimbangan barang dan jasa yang akan dikonsumsi oleh 
konsumen pada tingkat income yang berubah    
Pengaruh jenis barang terhadap permintaan konsumen.    
1.Barang
 normal, barang – barang pada umumnya , Pendapatan naik maka akan 
mengakibatkan permintaan terhadap barang tersebut bertambah dan 
sebaliknya . Harga turun menyebabkan permintaan naik dan sebaliknya     
2.Barang
 inferior, barang kurang disukai/ lebih rendah dibandingkan barang 
normal. Misal jagung terhadap beras. Pendapatan bertambah mengakibatkan 
permintaan akan barang tersebut justru berkurang dan sebaliknya .    
3.Barang
 superior, barang mewah , Pendapatan bertambah mengakibatkan permintaan 
bertambah dan sebaliknya. Harga naik menyebabkan permintaan turun dan 
sebaliknya . Seperti kasus pada barang normal.    
BAB III    
TEORI PERILAKU PRODUSEN    
Permasalahan
 seorang produsen adalah bagaimana dengan modal yang terbatas bisa 
menciptakan barang dengan kualitas dan kuantitas yang cukup. Peran 
penting seorang produsen adalah sebagai berikut :    
1.Produsen 
menjadi manajer yang mengkoordinasikan faktor – faktor produksi baik 
tenaga kerja/ L , tanah/ sumber daya alam, N, capital/ modal, bahan baku
 dan enterpreneur / keahlian yang ada dalam masyarakat.    
2.Mempunyai insiatif dan daya kreatif untuk inovasi – inovasi baru termasuk dalam IPTEK.    
3.Mengambil keputusan kebijakan bisnis    
4.Mampu menganalisis kondisi ekonomi secara makro yang sedang berlangsung dalam negara tersebut.    
5.Kemampuan
 untuk memilih WHAT (Brg apa yang dibuat ), HOW ( Bgmn cara paling 
efisien untuk membuatnya ), WHO ( siapa yang terjun langsung dan tidak 
langsung dalam proses produksi ), WHOM ( Untuk siapa barang tersebut 
dibuat ). Di sini diharapkan seorang produsen mempunyai kepekaan untuk 
melihat pasar yang paling menguntungkan.    
FUNGSI PRODUKSI    
Untuk
 memproduksi suatu barang atau jasa, perusahaan memerlukan sumber atau 
faktor produksi. Yaitu input – input yang dibutuhkan untuk menciptakan 
out put Produk. Hubungan antara input dan output digambarkan sebagai 
berikut :    
Q = f ( K, L , T , N )    
Di mana Q = Out put atau Produk    
K = Kapital/ modal    
L = Labour / tenaga Kerja    
T = Tehnologi    
N = Nature/ Tanah/ Sumber Daya Alam    
S = Skill/ Entepreneur    
Dari fungsi hubungan antara input dengan output diperoleh biaya produksi untuk masing – masing tingkat out put.    
TEORI BIAYA    
Dalam berproduksi kita tidak akan lepas dari biaya. Terdapat banyak pembedaan jenis biaya :    
1.a. Biaya langsung Yaitu biaya yang langsung masuk dalam proses produksi suatu barang, bahan baku, tenaga kerja dll.    
b.
 Biaya tidak langsung Yaitu biaya yang dikeluarkan untuk mendukung 
proses produksi misalnya biaya telepon, listrik, iklan dll.    
2.a. Biaya eksplisit Yaitu biaya yang muncul atau kelihatan dalam proses produksi.    
b. Biaya implisit Yaitu biaya yang tidak kelihatan dalam proses produksi namun sebenarnya ada dan dikeluarkan.    
3.a.
 Biaya Tetap ( Fixed Cost = FC ) Yaitu biaya yang tidak bertambah 
seiring dengan pertambahan produksi. Biasanya hanya muncul pada saat 
pertama akan berproduksi, gedung, mesin berat, dll    
b. Biaya Variabel ( Variabel Cost = VC ) Yaitu biaya yang bertambah seiring dengan bertambahnya unit barang yang diproduksi.    
Dari beberapa jenis biaya tersebut yang akan banyak kita gunakan adalah jenis yang ketiga.    
Total
 biaya ( Total Cost = TC ) adalah keseluruhan biaya yang dikeluarkan 
dalam proses produksi sampai terciptanya barang. TC = TFC + TVC    
Biaya Perunit ( Average Cost = AC ) Biaya yang dikeluarkan untuk memproduksi 1 unit barang jadi. AC = TC / Q    
Biaya Marginal ( Marginal Cost = MC ) Tambahan biaya karena menambah 1 unit barang yang diproduksi.    
Secara Grafis, hubungan macam – macam biaya tersebut bisa dilihat sebagai berikut :    
TC    
Rp    
VC    
FC    
AFC    
1Q    
Gb. 3.1. Hubungan macam – macam biaya produksi    
Seperti
 pada perilaku konsumen, Dalam berperilaku seorang produsen juga 
dibatasi dengan Besar biaya yang harus dikeluarkan dan juga besarnya 
produk yang bisa dibuat. Hal ini disebut dengan Isocost dan Isoproduct. 
   
Isoproduct adalah kurva yang menghubungkan kombinasi antara 
faktor produksi ( L & K ) yang mampu memproduksi sejumlah barang 
tertentu. Sifat Isoproduct sama dengan Kurva Indiferent.    
Isocost 
adalah garis yang menghubungkan kombinasi faktor – faktor produksi ( K 
& L ) pada tingkat pengeluaran biaya tertentu.Seperti dalam budget 
line. Isocost mempunyai daerah yang feasible.    
K    
0 L    
Gb. 3.2. Kurva Isocost dan Isoproduct    
Suatu
 perusahaan berada pada kondisi produksi optimum apabila terjadi 
persinggungan antara Isocost dan Isoproduct. Apabila masing – masing 
keseimbangan dihubungkan akan terbentuk jalur perluasan produksi dalam 
jangka panjang.    
Fungsi Produksi dibedakan menjadi :    
1.Jangka Pendek : Jika terdapat fixed dan variable cost.    
2.Jangka Panjang : Jika semua fixed cost sudah menjadi variable cost.    
Dalam
 jangka pendek berlaku hukum The Law of Deminishing Return ( Hukum 
kenaikan yang semakin menurun ). Yaitu Jika dalam proses produksi 
terdapat input tetap / Fixed Cost ( artinya produksi masih dalam jangka 
pendek ) , Apabila semakin banyak input variabel yang digunakan, maka 
output akan bertambah dengan pola pertambahan yang menunjukkan:    
1.MP naik, maksimum lalu turun sampai nol dan akhirnya negatif The law of Deminishing Marginal Return     
2.AP mula-mula naik, maksimum lalu turun tapi tidak menjadi negatif disebut The Law of Deminishing Average Return.     
Elastisitas Input Yaitu Seberapa besar perubahan output akibat perubahan input. Mempunyai 2 kemungkinan :    
1.Negatif yaitu pertambahan input akan mengurangi output    
2.Positif yaitu pertambahan input justru menambah output    
Dalam kenaikan produksi terdapat 2     
1.Economies
 of Scale yaitu apabila biaya per unit menurun dengan semakin 
bertambahnya produksi atau disebut Decreasing Cost. Kondisi ini yang 
diharapkan oleh setiap perusahaan yang berproduksi/ efisiensi produksi. 
   
2.Diseconomies of Scale yaitu dengan peningkatan produksi justru 
menyebabkan kenaikan biaya per unit. Kondisi ini harus segera dicari 
penyebabnya di mana munculnya inefisiensi.    
Untuk mengatasi agar 
tidak terjadi Diseconomies of Scale yang mengakibatkan banyak kerugian 
pada Perusahaan, maka jangka panjang diperlukan beberapa faktor berikut 
ini :    
a.Spesialisasi Tenaga Kerja, Dengan jumlah tenaga kerja 
yang relatif banyak dan dilakukan pembagian maka masing – masing tenaga 
kerja akan mampu berkonsentrasi pada pekerjaan . Selain itu spesialisasi
 akan menghasilkan keahlian khusus dan cekatan bagi seorang tenaga 
kerja.     
b.Spesialisasi Manajemen, Spesialisasi ini menyebabkan 
fokus dari seorang manajer atas pekerjaan tertentu misalnya manajer 
pemasaran, manajer produksi, HRD dan sebagainya. Yang akan mendorong 
suatu perusahaan untuk cepat berkembang.    
c.Pemanfaatan Peralatan Kapital secara maksimal.    
d.Produk
 sampingan. Hal ini dilakukan untuk memperkecil limbah yang harus 
dibuang dan juga memanfaatkan daur ulang dari produk tersebut. Misalnya 
Pabrik gula memanfaatkan produk sampingan berupa spirtus.    
PENDAPATAN / REVENUE    
Selain
 biaya produksi, hal yang tidak boleh ditinggalkan adalah berapa jumlah 
pendapatan yang akan diperoleh dengan memproduksi barang tersebut.    
Total
 Revenue (TR) Yaitu total pendapatan yang akan diperoleh seorang 
produsen apabila memproduksi sejumlah unit barang tertentu.    
Kuantitas Barang ( Q ) yaitu total jumlah barang yang diproduksi oleh seorang produsen    
Average Revenue ( AR ) yaitu harga rata – rata unit barang AR = TR /Q    
Seorang
 produsen yang rasional pasti mengharapkan pendapatan yang dia peroleh 
harus lebih besar dibandingkan dengan biaya yang harus dikeluarkannya.  
  
Dimana     
 = TR - TC    
TR = TC Perusahaan BEP ( Break Event Point)    
TR > TC Perusahaan laba    
TR < TC Perusahaan rugi.    
Contoh Kasus 3    
Diketahui
 perusahaan roti mempunyai Fixed Cost sebesar Rp 10 juta dan biaya yang 
harus dikeluarkan untuk membuat sepotong roti adalah Rp 500,- apabila 
harga jualnya Rp 1000,- Berapa harus dijual agar perusahaan BEP ?    
TC = FC + VC = 10 juta + 500 Q    
TR = P X Q = 1000 Q    
BEP = TR – TC = 0    
( 1000 Q ) – ( 10 juta + 500 Q ) = 0    
500 Q = 10 juta    
Q = 20.000 unit    
Jadi perusahaan baru akan mendapatkan keuntungan setelah berproduksi minimal 20.001 unit.    
BAB IV    
KESEIMBANGAN DEMAND & SUPPLY    
Demand/ Permintaan     
Pengertian
 Permintaan adalah fungsi yang menunjukkan berbagai jumlah produk yang 
ingin dibeli oleh konsumen pada berbagai tingkat harga selama periode 
waktu tertentu.     
Kurva permintaan menunjukkan hubungan terbalik 
antara harga dengan jumlah barang yang diminta dan berlereng/ slope 
negatif yang artinya kenaikan harga akan mengakibatkan penurunan jumlah 
barang yang diminta. Kurva Permintaan bisa digambarkan sebagai berikut :
    
P    
0 Q    
Gb. 4.1 Kurva permintaan    
Faktor – faktor yang mempengaruhi permintaan selain harga barang tersebut adalah sebagai berikut :    
a.Selera, perubahan selera konsumen bisa terjadi karena faktor mode dan iklan    
b.Jumlah konsumen, pertambahn penduduk akan mengakibatkan jumlah konsumen yang semakin meningkat dan mengubah permintaan    
c.Pendapatan
 konsumen.Pada kasus barang normal pertambahan pendapatan akan menaikkan
 permintaan sementara untuk barang inferior, pertambahan pendapatan 
justru akan menyebabkan penurunan permintaan.    
d.Harga barang 
lain. Pengaruh perubahan harga barang tergantung apakah barang tersebut 
sifatnya substitusi / saling menggantikan atau barang komplementer/ 
saling melengkapi.    
e.Ekspektasi/ Harapan akan masa depan. Apabila
 ekspektasi positif, artinya harga barang diharapkan normal maka tidak 
mempengaruhi permintaan tetapi apabila ekspektasinya negatif di mana 
harga barang diharapkan akan naik akan mengakibatkan kenaikan 
permintaan.    
Kelima faktor tadi mengakibatkan perubahan permintaan
 sementara harga barang itu sendiri mengakibatkan perubahan dalam jumlah
 barang yang diminta. Perbedaan jumlah barang dan diminta dan perubahan 
permintaan adalah :    
Perubahan jumlah barang yang diminta artinya kurva permintaan tetap hanya naik turun titik pada kurva tersebut.    
Perubahan permintaan artinya perubahan kurva permintaan secara keseluruhan bergeser ke kanan atas atau ke kiri bawah.    
Supply/ Penawaran    
Pengertian
 Penawaran adalah sejumlah kuantitas barang tertentu yang ingin dijual 
oleh produsen pada berbagai tingkat harga dalam periode waktu tertentu. 
   
Kurva penawaran juga menunjukkan hubungan antara harga dengan 
kuantitas, di mana apabila harag turun maka jumlah yang ditawarkan untuk
 dijual turun sementara apabila harga naik maka jumlah yang tersedia 
untuk dijual juga naik sehingga Kurva Penawaran berslope Positif    
P    
0 Q    
Gb 4.2. Kurva penawaran    
Selain harga, faktor – faktor yang mempengaruhi fungsi penawaran adalah sebagai berikut :    
a.Tehnik
 produksi dan harga faktor produksi. Karena hal yang terpenting dalam 
penentuan harga suatu barang adalah biaya yang dikeluarkan untuk membuat
 barang itu sendiri.    
b.Perubahan harga barang lain. Hal ini berkaitan dengan sifat barang lain tersebut apakah substitusi ataukah komplementer.    
c.Ekspektasi
 di masa depan. Apabila ekspektasi harga positif artinya tidak ada 
kemungkinan kenaikan harga relatif tinggi di masa depan maka penawaran 
akan tetap, sebaliknya apabila ada ekspektasi harga akan naik maka 
produsen akan mengurangi penawaran dan menimbun barang untuk dijual di 
masa yang akan datang.    
d.Banyaknya produsen. Semakin banyak 
produsen artinya penawaran bertambah dan sebaliknya apabila jumlah 
produsen sedikit, penawaran akan berkurang.    
Keseimbangan Antara Supply dan Demand    
Unsur
 yang paling penting dalam Pasar adalah harga dan jumlah barang yang 
disepakati oleh konsumen maupun oleh produsen. Dalam pasar, penawaran 
dan permintaan akan melakukan tarik – menarik atau Bargaining Power 
untuk membentuk harga dan kuantitas yang disepakati.    
Terdapat 
beberapa faktor yang mempengaruhi keseimbangan pasar selain faktor 
harga. Hal ini bisa dijelaskan pada diagram berikut :    
Harga akan terjadi apabila terdapat keseimbangan antara penawaran dengan permintaan. ( Qs = Qd Atau Ps = Pd )    
Secara matematis keseimbangan bisa dituliskan sebagai berikut :     
Contoh kasus 4    
Bila fungsi permintaan Pd = 10 – 2 Qd    
Ps = 1 + 1,5 Qs    
Keseimbangan terjadi pada saat Qd = Qs atau pd = Ps    
10 – 2 Q = 1 + 1,5 Q    
9 = 3,5 Q     
Q = 2,57    
P = 10 + 2Q    
= 10 – 5,14 = 4,86    
Penggambarannya    
Fungsi Permintaan; pada saat P = 0 Q = 5    
Q = 0 P = 10    
Fungsi Penawaran; pada saat P = 0 Q = - 0,667    
Q = 0 P = 1    
BAB V    
PAJAK DAN SUBSIDI    
Tugas
 utama pemerintah untuk mencapai tujuan kemapanan ekonomi adalah dengan 
menstabilkan harga. Harga dituntut untuk dinamis namun stabil, artinya 
kenaikan harga masih dalam batas yang bisa ditelolerir dan tidak 
fluktuatif. Terdapat banyak mekanisme yang dilakukan oleh pemerintah 
misalnya dengan bertindak sebagai penjual sekaligus pembeli untuk barang
 tertentu. Misalnya dilakukan oleh pemerintah untuk menjamin 
ketersediaan beras melalui Bulog.     
Salah satu mekanisme lain yang
 dilakukan pemerintah untuk menstabilkan harga adalah dengan pajak dan 
subsidi. Baik pajak maupun subsidi dilakukan pemerintah dengan 
memperhatikan dua pihak yaitu produsen dan konsumen. Tarik – menarik 
mengenai jumlah pajak yang ditanggung maupun subsidi yang dinikmati oleh
 konsumen dan produsen tergantung dari elastisitas barang tersebut. 
Makin pokok atau penting nilai suatu barang bagi konsumen akan 
mengakibatkan semakin besar pajak yang diatnggung oleh konsumen dan 
makin sedikit subsidi yang bisa dinikmatinya dan sebaliknya apabila 
tingkat/ nilai kepentingan barang itu semakin rendah.    
Dengan 
adanya pajak dan subsidi maka keseimbangan pasar akan berubah. Bagaimana
 dampak pengenaan pajak dan subsidi kita bahas berikut ini.    
Pajak    
Pajak
 yang kita bahas di sini adalah pajak pertambahan nilai yaitu sejumlah 
uang yang dikenakan oleh pemerintah untuk barang tertentu. Yang besarnya
 bisa ditentukan secara nominal atau merupakan prosentase tertentu 
terhadap harga barang tersebut.    
Contoh Kasus 5    
Qd = 15 – Pd Qs = 2 Ps – 6     
Bila pajak yang dikenakan oleh pemerintah Rp 3 / unit. Berapa harga dan jumlah keseimbangan sebelum dan sesudah pajak.    
a.Sebelum pajak    
15 – P = 2 ps – 6 Q = 15 - P    
1= 3 P Q = 15 - 7    
P = 7 Q = 8    
Note : Pajak memberikan pengaruh langsung pada supply     
b.Sesudah pajak    
Qs = 2 ( Ps – 3 ) – 6    
= 2 Ps – 6 – 6     
QSt = 2 Ps – 12    
Pd = Ps Qd = Qs    
15 – P = 2P – 12    
1= 3P     
P = 9    
Q = 15 – 9 = 6    
Keseimbangan baru terjadi pada P = 9 dan Q = 6    
Jadi a. Pajak ditanggung konsumen Rp 2 ( 9 – 7 = 2 )    
a.Pajak ditanggung Produsen Rp 1 ( 3 –2 = 1 )    
b.Pendapatan yang diterima oleh pemerintah adalah besar pajak dikalikan dengan jumlah barang pada keseimbangan     
6 X Rp 3 = Rp 18,-    
Pajak Proporsional yaitu pajak yang besarnya ditetapkan berdasarkan prosentase tertentu terhadap harga barang.    
Misalnya ditentukan besarnya pajak adalah sebesar t % , maka persamaannya :    
P = a + bQ + tP    
P – t P = a + bQ    
( 1 – t ) P = a + b Q    
P = ( a / 1 – t ) + ( b / 1 – t ) Q    
Misalnya
 dengan mengambil kasus di atas di mana fungsi permintaan Pd =15–Q dan 
fungsi penawaran Ps= 3 + 0,5 Q. Dan ditetapkan pajak adalah sebesar 25 %
 dari harga.    
Harga dan kuantitas sebelum pajak P = 7 dan Q = 8.    
Setelah pajak.    
Ps = 3 + 0,5 Q + 0,25 P    
0,75 P = 3 + 0,5 Q     
P = 4 + 0,667 Q atau Q = -6 + 1,5 P    
Keseimbangan pasar :    
15 – P = -6 + 1,5 P Q = 15 - P    
1= 2,5 P    
P = 8,4 Q = 6,6    
Besar pajak dalam nominal adalah 0,25 X Rp 7 = Rp 1,75    
Pajak ditanggung konsumen Rp 8,4 – Rp 7= Rp1,4. ( 80 %)     
Pajak ditanggung Produsen Rp1,75 – Rp1,4=Rp0,35 (20 %)    
Besar
 kecilnya prosentase pajak yang ditanggung baik oleh konsumen maupun 
produsen ditentukan oleh elastisitas barang. Apabila barang elastis maka
 produsen akan menanggung beban lebih banyak sementara apabila inelastis
 maka konsumen yang menanggung lebih banyak.    
Subsidi    
Subsidi
 merupakan bantuan yang diberikan oleh pemerintah untuk mengurangi 
tingginya harga. Subsidi merupakan kebalikan dari pajak, dimana dengan 
diberikannya subsidi maka akan menyebabkan harga jual menjadi lebih 
murah dan barang yang terjual menjadi lebih banyak.    
Contoh kasus 6    
Diketahui fungsi permintaan dan penawaran adalah sebagai berikut     
Qd = 10 – Pd Qs = -6 + 2 Ps    
Pemerintah mengenakan subsidi atas barang tersebut sebesar Rp 2 / unit.    
a.Persamaan permintaan dan penawaran sebelum adanya subsidi    
Qd = 10 – Pd Qs = -6 + 2 ps    
10 – Pd = -6 + 2P Qs = 10 – P    
-3 P = -16 Q = 10 – P    
P = 5 1/3 Q = 10 – 5 1/3    
Q = 4 2/3    
b.Diberikan subsidi sebesar Rp 2 maka    
Qs = -6 + 2 ( Ps + 2 )    
= -6 + 2 Ps + 4    
= -2 + 2 Ps    
Dimasukkan Qs = Qd    
- 2 + 2 Ps = 10 – Pd Q = 10 - P    
3 P = 12 Q = 10 - 4    
P = 4 Q = 6    
Harga menjadi lebih murah sedangkan jumlah barang yang disepakati menjadi lebih banyak.     
a.Subsidi untuk produsen Rp 2/3 ( Total Subsidi – Subsidi konsumen)    
b.Subsidi untuk konsumen Rp 1 1/3 ( Psemula – P akhir )    
c.Pengeluaran pemerintah untuk subsidi Rp 2 X 6 = Rp 12,-    
Grafik sebelum dan sesudah pemberian subsidi bisa digambar.    
BAB VI    
ELASTISITAS    
Elastisitas
 adalah ukuran yang menunjukkan seberapa besar perubahan nilai suatu 
variabel yang diakibatkan perubahan variabel lain yang mempengaruhinya. 
Secara umum disebutkan bahwa eElastisitas yaitu berapa % perubahan Y 
apabila X berubah :    
 = Y / X = lim ( Y / Y ) = dY . X    
X = 0 ( X / X ) dX Y    
Sifat elastisitas    
 = 1 unitary elastis    
 > 1 elastis    
0 <  < 1 inelastis    
 = 0 Inelastis sempurna    
 = Elastis sempurma    
Elastisitas Permintaan    
Adalah
 seberapa besar perubahan jumlah barang yang diminta dengan adanya 
perubahan harga. Suatu barang dikatakan elastis apabila pembeli/ 
konsumen responsif terhadap perubahan harga yang ditetapkan. Besar 
kecilnya elastisitas tergantung pada besar kecilnya perubahan jumlah 
barang yang diminta karena perubahan harga tersebut. Rumusan elastisitas
 permintaan adalah sebagai berikut :    
d = %  Qd =  Qd = lim ( Qd / Qd )     
%  P  P ( P / P )    
= d Qd . P    
d P Qd    
Contoh kasus 7)    
Diketahui Qd = 25 - 3 P 2 . Tentukan elastisitasnya pada tingkat harga 5.    
Qd = 25 – 3 P 2    
.dQd / dP = Qd ‘ = - 6 P    
d = dQd . p_     
dP Qd    
= -6P . P .    
25-3P2    
= -6(5) . 5 . = 3    
25-75    
Jadi
 pada tingkat harga Rp 5 apabila terjadi perubahan harga sebesar Rp 1 
maka akan mengkibatkan perubahan permintaan sebesar 3 unit.    
ELASTISITAS PENAWARAN    
Pengertian
 elastisitas penawaran sama dengan elastisitas permintaan. Hanya dilihat
 dari sisi produsen. Apabila terjadi perubahan harga berapa besar 
perubahan jumlah barang yang ditawarkan.     
s = %  Qs = E Qs = lim    
%  P E P P  0    
(  Qs / Qs ) = dQs . P .    
( P / P ) dP Qs    
Contoh kasus 8)    
Qs = -200 + 7 P2    
Berapa elastisitas penawaran pada tingkat harga     
P =10 dan P = 15    
Qs = -200 + 7 P2    
Qs’ = 14P    
s = 14P . P .    
-200 + 7 P2    
Saat P = 10 s = 140 . 10 . = 2,8    
-200 + 700    
Saat P = 15 ?    
Faktor – Faktor yang mempengaruhi elastisitas adalah sebagai berikut :    
1.Substitubilitas.
 Semakin banyak barang substitusi atau barang pengganti yang tersedia 
maka semakin besar elastisitasnya. Karena perubahan harga sedikit saja 
akan mengakibatkan konsumen mengubah besarnya barang yang diminta, 
demikian juga dari sisi produsen.    
2.Proporsi pendapatan yang 
dibelanjakan untuk barang tersebut. Semakin banyak proporsi pendapatan 
untuk barang tersebut mengakibatkan semakin kecil elastisitasnya. Hal 
ini karena perubahan harga akan sangat berpengaruh terhadap besarnya 
proporsi pendapatan.    
3.Jenis barang. Merupakan barang kebutuhan 
pokok atau bukan. Apabila barang kebutuhan pokok maka elatisitasnya 
kecil atau semakin inelastis, sebaliknya bila bukan maka elastisitasnya 
besar. Oleh karena itu barang kebutuhan pokok cenderung inelastis.    
4.Lamanya
 periode waktu. Semakin panjang periode waktu maka semakin elastis. Hal 
ini karena kebiasaan pola konsumsi terbentuk dalan jangka waktu yang 
lama. Misalnya seorang perokok berat tidak akan serta merta mengurangi 
konsumsi rokoknya apabila terjadi perubahan harga.    
5.Harga barang komplementernya, Bila harga barang komplementer naik maka akan mengakibatkan permintaan barang X berubah.     
Elastisitas
 suatu barang juga sangat berpengaruh terhadap tarik – menarik pengenaan
 pajak dan pemberian subsidi yang akan dinikmati oleh konsumen maupun 
oleh produsen. Semakin inelastis maka konsumen semakin besar menanggung 
pajak, sebaliknya semakin elastis maka semakin besar pajak yang 
ditanggung oleh produsen. Untuk subsidi yang terjadi sebaliknya.    
BAB VII    
PASAR    
Bertemunya permintaan dan penawaran atas satu macam barang/ jasa.    
Yaitu posisi di mana terdapat sejumlah barang tertentu yang mau dan mampu dibeli oleh konsumen dan dijual oleh produsen    
Macam – macam Pasar    
1.Pasar persaingan Sempurna    
2.Pasar persaingan tidak sempurna    
3.Oligopoli    
4.Monopoli    
1. Pasar Persaingan Sempurna    
Pasar persaingan sempurna muncul karena adanya prinsip – prinsip sebagai berikut :    
1.Tidak ada satu penjual tunggal yang mempunyai sumber cukup banyak untuk dapat mempengaruhi harganya di pasar    
2.Sumber variabel mempunyai mobilitas yang tinggi untuk berbagai harga pasar dan penggunaannya relatif fleksible.    
Karena
 prinsip2 tersebut di atas maka pada pasar persaingan sempurna akan 
dipenuhi dengan adanya syarat – syarat sebagai berikut :    
Syarat – syarat    
a.Jumlah
 produsen di mana volume produksi hanya bagian kecil dari total volume 
transaksi pasar, sehingga dengan kata lain secara individual tidak bisa 
mempengaruhi harga pasar atau baik produsen maupun konsumen bertindak 
sebagai Price Taker ( penerima harga ).    
b.Produk homogen ( jenis maupun kualitas )    
c.Setiap produsen maupun konsumen tahu informasi pasar ( simetris information )    
d.Bentuk
 kurva permintaan horisontal, karena tidak terdapat perubahan harga 
berapapun jumlah barang yang akan diminta oleh konsumen atau ditawarkan 
oleh produsen    
e.Untuk mencapai keuntungan maksimum pada suatu perusahaan adalah dengan melihat besar volume output yang dihasilkan.    
Dalam persaingan sempurna terdapat 2 keseimbangan yaitu     
1.Keseimbangan produsen secara individual akan tercapai apabila keuntungan perusahaan maksimum    
2.Ekuilibrium pasar apabila semua perusahaan dalam posisi equilibrium.    
Pasar persaingan sempurna dibagi menjadi 2 yaitu     
1.Jangka
 pendek dengan asumsi setiap produsen tidak bisa menambah kapasistas 
produksinya dan tidak ada produsen baru keluar atau masuk kedalam pasar.
     
2.Jangka Panjang dengan asumsi dimungkinkan adanya perluasan kapasitas produksi.    
Equlibrium jangka Pendek    
Y    
0 X    
Gb.6.1. Gambar keseimbangan Pasar persaingan sempurna dalam jangka pendek    
Dalam
 jangka pendek, produsen masih bisa berproduksi meskipun rugi sampai 
pada batas di atas AVC. Perusahaan sebaiknya menghentikan produksinya 
apabila Price sudah di bawah AVC.    
Syarat keuntungan maksimum pada perusahaan di Pasar persaingan sempurna.    
1.MC = MR, di mana MC masih dalam posisi menaik    
2.MR = P > AVC    
Y    
0 X    
Gb. 6.2 . Keuntungan maksimum pada pasar persaingan sempurna    
Produsen yang rasional tidak akan mau berproduksi setelah berada di bawah AVC.    
Kerugian minimum akan terjadi apabila MR = P = AC. Apabila keseimbangan sudah di bawah AC artinya mulai menderita rugi.    
KURVA PENAWARAN    
Dalam
 jangka pendek untuk pasar persaingan sempurna, MC = Penawaran. MC 
merupakan volume produksi yang akan dipilih oleh seorang produsen.    
Kurva penawaran untuk seluruh produsen (pasar) adalah penjumlahan secara horisontal seluruh kurva supply produksi.    
Arah
 pencapaian equilibrium pada pasar persaingan di mulai saat tercapainya 
equilibrium pasar, yang menentukan harga produsen akan menyesuaikan 
tingkat output dengan harga pasar yang berlaku.    
Eq Pasar ( Supply + Demand )    
Harga Demand Produk Ouput eq Produsen    
Equlibrium Perusahaan    
Gb. 6.3 Arah pencapaian equilibrium pada pasar persaingan sempurna    
Keseimbangan Jangka Panjang    
Dalam
 jangka Panjang keseimbangan sudah termasuk dalam penciutan dan 
perluasan kapasitas produksi akibat keluar masuknya produsen baru di 
pasar.    
Posisi apabila terdapat penambahan volume produksi    
Y    
1X    
Gb 6.4. Posisi apabila terdapat penambahan volume produksi    
Mula
 – mula Price pasar ditentukan oleh keseimbangan jangka pendek yaitu 
antara D dengan S1, sehingga menghasilkan P1. Kemudian karena adanya 
profit akan mendorong pengusaha lain ikut masuk hal ini mengakibatkan 
perubahan S ke S2. Harga menjadi turun. Apabila produsen masih 
memperoleh keuntungan maka volume akan terus bertambah dan harga akan 
semakin turun sampai batas tertentu produsen yang mampu bertahan.    
Ad.2 Pasar Monopoli    
Ciri – ciri pasar monopoli    
1.Produsen sebagai ‘Price Maker’    
2.Permintaan pasar merupakan bentuk dari permintaan perusahaan    
3.Marginal Revenue lebih rendah daripada averagenya    
4.MR berslope negatif    
Sebab – sebab terjadinya monopoli    
1.Penguasaan bahan mentah strategis = Absolut advantage    
2.Adanya hak paten = Competitive Advantage    
3.Terbatasnya pasar     
4.Pemberian hak monopoli oleh pemerintah    
Apabila
 dalam jangka panjang ada keuntungan maka perusahaan akan menciptakan 
Barier to Entry atau hambatan bagi produsen lain untuk ikut masuk pada 
pasar.    
Macam – macam Barier to Entry    
1. Natural Barier, yaitu hambatannya tercipta secara alami    
a.Minimum
 Efficiency to Scale, perusahaan tersebut secara alami karena lokasi, 
Sumber Daya, tehnologi memungkinkan dia untuk berporduksi dengan biaya 
lebih murah. Mengacu pada comparative advantage    
b.Set Up Cost. 
Perusahaan yang bersangkutan merupakan satu-satunya yang mampu membiayai
 seluruh kegiatan produksi yang tinggi    
2.Created Barier. Hambatan yang diciptakan    
a.Hak Paten    
b.Forcement, Threatment, Sabotage.     
Dalam jangka panjang, created barier bisa dihilangkan.    
Keseimbangan Jangka Pendek akan terjadi apabila    
a.MR = MC pada saat MR positif    
b.Perusahaan akan berhenti apabila harga minimal= TVC    
c.Tidak ada jaminan bahwa dalam jangka pendek perusahaan bisa memperoleh keuntungan    
Perbandingan antara pasar persaingan sempurna dan pasar monopoli bisa ditunjukkan oleh grafik ini    
Gb. 6.5. Perbandingan antara Pasar persaingan sempurna dan Monopoli    
Pada ATC2 perusahaan boleh memutuskan untuk keluar atau tidak dari pasar. (Posisi BEP ).     
DISKRIMINASI HARGA    
Produsen menetapkan harga yang berbeda untuk produk yang sama. Misalnya harga untuk umum dan mahasiswa.    
P1 P1    
P2    
Q1 Q1 Q2    
Gb. 6.6. Diskriminasi harga    
Konsekwensinya    
Untuk perusahaan diterimanya revenue lebih besar    
Untuk masyarakat adanya barang yang lebih banyak sehingga punya efek positif Distribusi Income.    
Dumping dibedakan menjadi 2 jenis yaitu :    
1.Dumping predatory    
2.Dumping sporadis ( over produksi/ supply )    
CARTEL    
Yaitu
 kesepakatan dari beberapa produsen dalam industri yang sama untuk 
membatasi produknya sehingga diperoleh profit maksimum bersama. Terdapat
 Quota Produksi.    
Atau secara bersama – sama bertindak sebagai monopolis.    
Masalahnya adalah :    
1.Bagaimana supaya perusahaan mentaati kuota produksi yang telah disepakati.    
2.Bagaimana supaya profit yang diharapkan tidak berkurang dengan masuknya perusahaan lain.    
Gb. 6.7. Apabila terdapat pelanggaran dalam Cartel    
Kartel akan bekerjasama untuk menciptakan quota sebesar Oq1    
Namun
 terjadi konflik dimana ada produsen yang kurang puas dengan berproduksi
 sebesar Oq1 dan melanggar menambah produksi sebesar Oq1 – Oq2 untuk 
menambah Profit.    
Bila hal ini benar – benar terjadi maka Ouput 
akan naik dan harga menjadi turun. Produsen secara keseluruhan mengalami
 kerugian    
Monopoli Dan Kesejahteraan Masyarakat    
a.Dalam distribusi pendapatan terjadi ketidakadilan    
b.Volume
 produksi lebih kecil dari output optimum. Karena bisa terjadi 
inefisiensi dimana produsen tidak memanfaatkan economic of Scale    
c.Eksploitasi oleh Produsen terhadap Konsumen dan terhadap Pemilik Faktor Produksi.    
Cara menghilangkan efek negatif dari Monopoli    
a.Mencegah timbulnya monopoli    
b.Pemerintah mendirikan perusahaan tandingan    
c.Import barang    
d.Dibuat peraturan khusus / Undang – Undang.    
Ad.3. Persaingan Monopolistik    
Pada
 pasar persaingan monopolistik terdapat adanya unsur kompetisi yang 
didasarkan kenyataan bahwa terdapat banyak perusahaan / produsen dimana 
tindakan satu produsen akan mempengaruhi produsen yang lain. Tetapi juga
 terdapat unsur monopoli di mana perusahaan memproduksi barang yang 
homogen tapi masing-masing mempunyai perbedaan yang signifikan sehingga 
konsumen punya pilihan.    
Ciri – ciri Persaingan Monopolistik    
1.Terdapat banyak perusahaan dalam industri tersebut    
2.Tindakan / keputusan yang diambil oleh suatu perusahaan akan mempengaruhi perusahaan yang lain.    
3.Kurva permintaan perusahaan pesaing adalah berslope negatif dan cukup elastis    
4.Meski jenis produknya sama tapi tidak homogen, terdapat perbedaan yang menyebabkan konsumen mempunyai pilihan    
5.Persaingan yang dilakukan bukan dalam bentuk harga    
6.Tidak terdapat rintangan untuk keluar masuk pasar    
Tabel 6.1 Perbedaan Pasar Persaingan Sempurna & Pasar Persaingan Monopolistik    
Persaingan Sempurna    
Persaingan Monopolistik    
Produknya homogen    
Jumlah produsen sangat banyak dan pengaruh terhadap harga tidak ada    
Tidak perlu bersaing karena produsen tidak bisa mempengaruhi harga    
Produknya sama tapi dibedakan dengan merk, kemasan    
Hanya sedikit produsen dan masing-masing berpengaruh atas segmen    
Persaingan yang terjadi bukan bersifat harga, tapi cenderung iklan    
Unsur terpenting dalam Pasar Persaingan Monopolistik adalah:    
1.Produsen
 jumlahnya cukup banyak, dengan barang yang homogen tapi mempunyai 
diferensiasi produk. Diferensiasi ini yang akan diunggulkan oleh 
perusahaan untuk menarik pangsa pasar. Misalnya lokasi, fasilitas 
pembayaran , periklanan dll, yang sifatnya bukan harga.    
2.Rintangan masuk dalam pasar adalah karena faktor finansial.    
3.Kecenderungan
 pasar persaingan monopolistik yang produsennya banyak menyebabkan 
tingkat kapasitas produksinya rendah / tidak bekerja dengan optimal 
sehingga untuk meraih keuntungan dengan menetapkan harga yang relatif 
tinggi. (Misalnya banyaknya apotik pada satu kota tertentu).     
Karena
 itu maka perusahaan yang ada dalam pasar persaingan monopolistik banyak
 yang melakukan diferensiasi produk agar mampu bertahan dan memperoleh 
keuntungan dalam jangka panjang. Misalnya dengan penciptaan barang yang 
sama tapi dengan type, style, merk dan harga yang berbeda untuk 
menjangkau hampir semua pangsa pasar yang ada. (Mis. Pasar Sabun ( Lux, 
Giv, Lifebouy ) , Pasar Shampo (Clear, Sunsilk, Pantene) dll )    
Advertensi merupakan hal yang paling pokok dalam pasar persaingan monopolistik.     
Advertensi
 dan promosi penjualan mencoba membujuk konsumen dengan mencocokkan 
permintaan dengan produk yang ditawarkan penjual sementara Diferensiasi 
Produk berusaha menohok selera yang dimilikinya dengan penganekaragaman 
jenis barang.    
Tujuan Iklan adalah :    
a.Membedakan produk 
perusahaan dengan perusahaan lain untuk jenis barang yang sama dan 
menimbulkan kefanatikkan atau kesetiaan terhadap merk tertentu.    
b.Membuat
 kurva menjadi kurang elastis ( in elastis ) atau semakin curam yang 
artinya perubahan terhadap harga tidak akan memberikan pengaruh yang 
terlalu besar terhadap permintaan akan barang.    
Tabel 6.2. Kebaikan dan Keburukan Iklan Bagi Masyarakat    
Kebaikan Iklan    
Keburukan Iklan    
Memberikan
 informasi yang membantu konsumen membuat pilihan yang rasional, juga 
informasi ttg produk baru dan perbaikan atas produk yang telah ada.    
Mendukung
 komunikasi, dimana sarana seperti radio, surat kabar, TV baru bisa 
hidup dan berinovasi dengan adanya pemasukan dari biaya iklan.    
Bila
 berhasil maka akan tercapai skala ekonomi, Pengeluaran konsumen secara 
agregat meningkat, kesempatan kerja naik dan pendapatan scr nas akan 
naik .    
Mendorong perusahaan untuk selalu berinovasi agar tidak kalah dengan perusahaan pesaing.    
Tujuan
 yang terjadi justru masy terbujuk mengikuti pola hidup konsumtif dan 
bersaing. Dan kadang membeli dengan harga lbh mahal    
Cenderung 
merupakan kegiatan yang tidak produktif bahkan terjadi alokasi sumber 
yang tidak pada tempatnya, misalnya pengeluaran untuk iklan lebih besar 
dibanding ongkos prod.    
Punya biaya eksternal yang tinggi misalnya menimbulkan kegaduhan untuk mobil reklame, pemandangan yg kotor untuk spanduk dll    
Menaikkan
 biaya secara signifikan pd perusahaan dan akan menimbulkan monopoli 
karena perusahaan yang beriklan banyak (mempunyai dana yg besar) akan 
menjadi pemenang.    
Ad.4. Pasar Oligopoli    
Pasar Oligopoli 
menunjukkan adanya produsen yang jumlahnya terbatas/ sedikit dan jumlah 
konsumen yang sangat banyak. Terdapat 2 macam oligopoli yaitu     
1.Produknya homogen ( baja, semen, pupuk dll )    
2.Terdapat diferensiasi Produk ( Otomotif, Rokok dll )    
Tindakan yang dilakukan oleh seorang produsen akan langsung ditanggapi oleh produsen yang lain.    
Ciri – ciri pasar Oligopoli    
a.Terdapat beberapa orang produsen dengan konsumen yang relatif banyak. Tiap produsen mempunyai pengaruh atas harga.    
b.Terdapat barier to entry bagi produsen lain sehingga jumlah perusahaan akan cenderung konstan.    
c.Penguasaan
 pangsa pasar ditunjukkan dengan nisbah konsentrasi penjualan yang 
dihitung berdasarkan jumlah atau persentase aktiva perusahaan terhadap 
total aktiva pasar.    
d.Perang harga merupakan unsur yang sangat 
dihindari karena akan menimbulkan kerusakan secara masal dalam pasar 
oligopoli. Untuk menghindarinya maka dilakukan kolusi antar perusahaan. 
Sehingga cenderung akan menciptakan kartel.    
e.Perusahaan yang tidak mampu bersaing akan cenderung melakukan merger dengan perush yang kuat.    
f.Inovasi dan penguasaan terhadap tehnologi merupakan unsur yang penting dalam kemajuan perusahaan.    
Perbaikan
 kualitas produk akan memperluas pangsa dan menurunkan biaya produksi 
yang tidak akan bisa ditiru dengan cepat oleh pesaingnya.    
Banyaknya
 pesaing yang kuat akan memaksa perusahaan melakukan efisiensi dalam 
segi biaya secara maksimum. ( Economic of scale ) dg comparative 
advantage.
ttd